Label

Kamis, 21 Februari 2013

Animal Educandum dan Animal Educable


manusia disebut dengan "animal Educandum"

M.J. Langeveld yang memandang manusia sebagai 'animal educandum' yang mengandung makna bahwa manusia merupakan mahkluk yang perlu atau harus dididik. Manusia merupakan makhluk yang perlu di didik, karena manusia pada saat dilahirkan kondisinya sangat tidak berdaya sama sekali. Seorang bayi yang baru dilahirkan, berada dalam kondisi yang sangat memerlukan bantuan, ia memiliki ketergantungan yang sangat besar. Padahal nanti kelak kemudian hari apabila ia telah dewasa akan mempunyai tugas yang besar yakni sebagai khalifah dimuka bumi. Kondisi seperti ini jelas sangat memerlukan bantuan dari orang yang ada disekitarnya. Bantuan yang diberikan itulah awal kegiatan pendidikan. Sesuai dengan tugas yang akan diembannya nanti dikemudian hari, dibalik ketidakberdayaan atau ketergantungan yang lebih dari binatang. Hanya kemampuan-kemampuan tersebut masih tersembunyi, masih merupakan potensi-potensi yang perlu dikembangkan. Disinilah perlunya pendidikan dalam rangka mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut, sehingga menjadi kemampuan nyata. Dengan bekal berbagai potensi itulah manusia dipandang sebagai mahkluk yang dapat di didik. Bertolak dari pandangan tersebut, secara implicit terlihat pula bahwa tidak mungkin manusia dipandang sebagai mahkluk yang harus di didik, apabila manusia bukan mahkluk yang dapat di didik.

manusia disebut 'animal educable'

manusia disebut 'animal educable' yaitu sebagai makhluk yang dapat di didik. berbagai julukan terhadap manusia tersebut dia atas menunjukkan sifat hakikat manusia yang tidak kita temui pada hewan. sifat-sifat tidak secara spontan langsung dimiliki dan berkembang dengan sendirinya, melainkan perlu dikembangkan melalui pendidikan. sifat hakikat manusia menunjukkan kemampuan tertentu, yang pada awalnya masih bersifat potensial, masih berupa benih-benih potensi tersembunyi yang perlu dikembangkan. dalam kaitan ini pendididkan berfungsi mengembangkan potensi-potensi tersebut agar menjadi kemampuan nyata dan akhirnya diharapkan berkembang terus menuju kesempurnaan hidup yang ideal atau kemampuan berprilaku, dan berkarya sesuai denagn cita-cita kehidupan yang berdaya dengan peradaban yang tinggi.

sumber : http://enjabpunya.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar